Sebagai pemilik bisnis atau suatu produk, Anda mungkin berpikir untuk menyewa jasa seorang influencer untuk memasarkan produk atau merek Anda. Apabila Anda menyewa jasa influencer, maka penting bagi Anda untuk membuat perjanjian influencer dengan influencer yang Anda sewa.
Perjanjian Influencer adalah dokumen hukum yang mengatur kesepakatan antara Influencer dan Brand terkait hak dan kewajiban masing-masing pihak. Beberapa poin penting untuk disertakan dalam Perjanjian Influencer (tergantung situasinya) diuraikan di bawah ini.
1. Perlindungan terhadap brand dan produk Anda
Dalam perjanjian influencer, Anda dapat mengatur batasan-batasan bagaimana brand Anda direpresentasikan dalam materi pemasaran, image produk yang ingin disampaikan kepada target konsumen, dan mitigasi risiko apabila brand Anda disalahgunakan atau pihak lain mengambil keuntungan dari brand Anda.
2. Mengatur secara tegas dan jelas mengenai hak dan kewajiban Anda dan Influencer.
Tentunya Anda ingin mendapat jaminan bahwa Influencer yang Anda sewa akan melakukan promosi pemasaran dengan isi konten yang sesuai dengan batasan dan kriteria yang Anda tentukan dan ketepatan waktu penyerahan pekerjaan.
3. Batasan tanggung jawab dan ganti rugi.
Hal ini sangat penting untuk diatur dan disepakati bersama, dalam hal terjadi klaim dari pihak ketiga, misalnya berkaitan dengan isi konten atau penyalahgunaan brand, para pihak memiliki kepastian atas siapa yang akan menanggung kerugian dan berapa maksimum kerugian yang akan ditanggung.
4. Memastikan kelancaran proses pekerjaan oleh influencer dan penyerahannya kepada Anda.
Membuat perjanjian influencer yang komprehensif sangat penting untuk menetapkan ekspektasi yang jelas dan melindungi kepentingan Anda sebagai pemilik merek (brand) dan influencer.
1. Identitas Para Pihak
Identitas para pihak dalam Perjanjian Influencer tentu saja merupakan hal pertama dan yang penting. Anda ingin memastikan bahwa influencer yang Anda sewa memiliki kapasitas dan berwenang secara hukum untuk menandatangani Perjanjian Influencer dan dapat melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan. Apabila influencer adalah individu atau perorangan, sebaiknya mencantumkan nama lengkap, alamat dan nomor kartu identitas, dan apabila suatu organisasi atau badan hukum, sebaiknya mencantumkan alamat kantor terdaftar dan nama penandatangan yang berwenang.
2. Jangka Waktu Perjanjian
Penetapan jangka waktu perjanjian yaitu, saat dimulainya dan sampai dengan diakhirinya pelaksanaan jasa influencer perlu dipastikan. Sebaiknya tanggal mulai dan tanggal akhir dicantumkan secara spesifik.
3. Syarat-syarat Layanan yang Disediakan Influencer
Perjanjian Influencer tentunya harus mencantumkan secara lengkap dan jelas, mengenai layanan yang akan dilakukan oleh influencer. Hal ini dapat mencakup misalnya, membuat bentuk konten tertentu (seperti video atau foto), menggunakan warna dan/atau suara musik tertentu, dan menampilkan produk tertentu. Layanan tersebut harus spesifik dan sedetail mungkin untuk menghindari perselisihan di masa depan.
Penggunaan konten yang diizinkan
Perjanjian Influencer harus menetapkan mengenai konten yang diperbolehkan untuk diunggah. Hal ini untuk menghindari adanya pelanggaran baik secara hukum dan peraturan perundang-undangan maupun moral atau susila. Perlu dijelaskan secara rinci, konten apa saja yang boleh dibuat dan diposting dan konten yang seperti apa yang dilarang.
Panduan Brand
Brand harus memberikan panduan kepada influencer dalam pembuatan konten yang diinginkan oleh Brand. Hal ini dapat mencakup misalnya, memberikan panduan gaya, bentuk dan warna produk.
Persetujuan kreatif
Jika Merek ingin menyetujui konten apa pun sebelum Influencer mempostingnya di akun media sosial mereka, maka proses persetujuan tersebut harus diatur dalam perjanjian.
4. Hasil Pekerjaan Influencer
Penetapan mengenai kinerja atau ukuran layanan yang layak diterima oleh Brand juga penting untuk dicantumkan dalam Perjanjian. Kinerja atau ukuran dapat berupa, hasil foto atau video yang dibuat influencer, sebagai promosi Brand untuk digunakan di saluran media sosial dan/atau menampilkan konten di saluran media sosial milik Influencer menggunakan tagar tertentu.
5. Tanggal, waktu, dan lokasi pengiriman
Brand dan Influencer juga harus sepakat mengenai waktu penyelesaian dan penyerahan layanan. Misalnya, dengan mencantumkan secara spesifik tanggal, waktu, dan lokasi pengiriman layanan. Ini mungkin termasuk misalnya, jumlah posting di akun media sosial tertentu, serta tanggal dan waktu konten harus diunggah, dan berapa lama konten harus terpasang di media sosial tertentu. Perlu juga untuk mencantumkan tanggal pengiriman konten apa pun yang dimaksudkan untuk dikirimkan langsung ke pemilik Brand. Apabila materi video atau fotografi akan diberikan kepada Brand, maka format, dan metode pengirimannya, materi tersebut harus disebutkan secara detail.
6. Biaya dan ketentuan pembayaran yang disepakati
Biaya dan pembayaran tentunya adalah salah satu hal penting yang harus diatur dalam Perjanjian Jasa Influencer. Skema pembayaran, besar biaya yang disepakati yang akan dibayarkan oleh Brand kepada Influencer, dan bagaimana serta kapan pembayaran tersebut akan dilakukan harus disepakati dan ditetapkan dalam Perjanjian. Misalnya skema pembayaran dapat dilakukan berdasarkan jumlah konten yang diproduksi influencer untuk memasarkan Brand, atau berdasarkan suatu periode tertentu penayangan konten atau ukuran tercapainya suatu jumlah tertentu dari audiens. Hal ini harus dipahami dan disepakati bersama antara Brand dan Influencer untuk menghindari perselisihan.
7. Hak kekayaan intelektual
Hak Kekayaan Intelektual memiliki nilai ekonomis. Atas konten-konten yang dibuat oleh Influencer untuk memasarkan Brand, dan bahan materi dari Brand yang digunakan oleh Influencer untuk membuat konten, harus ada pengaturan yang jelas dalam Perjanjian mengenakan kepemilikan hak kekayaan intelektual intelektual masing-masing. Tergantung pada keadaannya, pengalihan dan lisensi hak kekayaan intelektual mungkin perlu dinegosiasikan dan dituangkan dalam Perjanjian.
8. Pembebanan Tanggung Jawab
Masing-masing Brand dan Influencer harus memahami dan menyepakati untuk menanggung tanggung jawab apabila timbul kerugian baik di salah satu pihak maupun di pihak ketiga. Ketentuan mengenai besarnya maksimum ganti rugi dalam Perjanjian sebaiknya diatur. Misalnya, pembebanan ganti rugi dapat diatur dimana Influencer setuju untuk mengganti kerugian Brand atas segala kerugian yang diderita oleh Brand sebagai akibat dari Influencer melanggar ketentuan perjanjian, khususnya yang berkaitan dengan pelanggaran hak cipta dan perilaku yang menyesatkan atau menipu.
9. Pernyataan dan Jaminan
Bagaian Pernyataan dan Jaminan mengatur pernayataan dan jaminan para pihak dalam Perjanjian. Sebagai pemilik Brand, tentunya ingin mendapat pernyataan yang benar dari Influencer tentang jangkauan audiens Influencer. Hal ini penting untuk melindungi Brand jika Influencer telah membeli pengikut atau menjadi bagian dari sebuah pod. Jaminan juga harus diberikan sehubungan dengan hak untuk mengalihkan atau melisensikan kekayaan intelektual apa pun sebagaimana dimaksud dalam perjanjian.
10. Mulai dan berakhirnya Perjanjian
Penting untuk mengidentifikasi kapan hak dan kewajiban dimulai dan kapan berakhir. Perjanjian Influencer harus memiliki tanggal mulai dan tanggal berakhir, dan cara untuk mengakhiri perjanjian.
11. Kewajiban Hukum
Ini adalah hal penting dalam Perjanjian Influencer dan tidak boleh diabaikan. Perjanjian Influencer harus mewajibkan masing-masing pihak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memungkinkan kedua belah pihak mematuhi kewajiban hukum mereka. Misalnya, mengharuskan Influencer untuk mengungkapkan pengaturan komersial ketika mereka memposting konten di akun media sosial mereka sendiri. Influencer juga harus menghapus komentar apa pun yang dibuat pengguna di akun media sosial mereka yang mungkin dianggap menyesatkan. Kewajiban untuk menghapus komentar yang dibuat pengguna pada postingan harus menjadi salah satu kewajiban yang tetap berlaku setelah perjanjian dihentikan, karena postingan tersebut mungkin tetap ada di akun media sosial Influencer selama beberapa waktu setelah perjanjian berakhir. Kewajiban hukum harus dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus dan ketentuan terkait harus disertakan dalam perjanjian untuk menutupi kemungkinan risiko kampanye tersebut.
12. Yurisdiksi dan Penyelesaian Sengketa
Pemilihan hukum negara mana yang akan mengatur Perjanjian Influencer, cara penyelesaian sengketa dan forum untuk penyelesaian sengketa penting untuk diatur dalalm Perjanjian Influencer untuk menghindari perselisihan di kemudian hari. Brand mungkin menyewa Influencer dari negara lain untuk berpartisipasi dalam kampanye pemasaran.
13. Hak Khusus influencer
Terkadang Influencer mungkin ingin menggunakan hak tertentu sehubungan dengan postingan di akun media sosialnya sendiri, misalnya mengarsipkan postingan setelah jangka waktu tertentu. Untuk menghindari perselisihan di kemudian hari, hal ini harus ditetapkan sebagai hak Influencer dalam Perjanjian Influencer. Hal ini dapat mempengaruhi harga yang bersedia dibayar oleh suatu Brand kepada Influencer untuk kampanye tersebut dan oleh karena itu harus dijelaskan sejak awal.
14. Kerahasiaan
Dalam kampanye pemasaran influencer, Brand dan Influencer bertukar beberapa informasi rahasia merupakan hal yang lumrah. Ini mungkin termasuk misalnya, analisis wawasan dan panduan gaya. Perjanjian tersebut hendaknya memuat klausul yang mewajibkan masing-masing pihak untuk menjaga kerahasiaan informasi pihak lainnya.
15. Eksklusivitas
Suatu Brand mungkin meminta Influencer untuk tidak bekerja sama dengan bisnis pesaing lainnya selama jangka waktu tertentu setelah memposting tentang produk atau layanan Brand tersebut. Hal ini dapat mengurangi efektivitas kampanye secara signifikan ketika Influencer mempromosikan terlalu banyak bisnis pesaing. Perjanjian apa pun mengenai eksklusivitas harus diatur tegas dalam Perjanjian Influencer.
16. Metrik pelaporan
Jika Brand mengharapkan Influencer untuk menyediakan metrik pelaporan, seperti rangkuman dari analisis jangkauan audiens Influencer, baik sebelum, selama, atau setelah kampanye, maka kewajiban ini harus ditetapkan dalam perjanjian.
17. Hak Moral
Tergantung pada tujuan masing-masing pihak terhadap konten yang dibuat, mungkin perlu untuk ditegaskan agar selalu menyatakan atribusi Influencer dalam setiap konten yang diposting dan/atau hak influencer untuk mengendalikan beberapa modifikasi dan pemusnahan suatu konten yang dibuatnya.
18. Ketentuan Lain
Beberapa ketentuan lain yang tidak aklah pentingnya yang biasanya ada dalam setiap perjanjian diantaranya ketentuan tentang pengalihan perjanjian kepada pihak ketiga, alamat korespondensi, bahasa, keberlakuan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Influencer apabila ada ketentuan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Perjanjian dapat ditandatangani secara fisik maupun dengan tanda tangan digital dengan menggunakan enkripsi untuk menjamin keamanan digital.
Penafihan: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat hukum dan tidak dapat diandalkan sebagai nasihat hukum atau bentuk lain yang serupa. Jika Anda memerlukan nasihat atau bantuan hukum, silakan hubungi pengacara atau penasihat Anda sendiri.
Our office operates primarily online, providing legal services without the need for a physical office space. By leveraging technology, we offer clients easy access to legal expertise through virtual consultations, secure document sharing, and ongoing communication via email and video conferencing.
Senawijaya Legal Consulting is designed to simplify legal services for clients, making it easy for clients to connect with our consultants, manage their cases, and receive personalized legal support from the comfort of their home. This innovative approach not only increases accessibility but reduces overhead costs, allowing for more transparent pricing and flexible service options.
Lima Building
Jl. Sunda No.55-61, Kb. Pisang,
Kota Bandung, Jawa Barat 40112
Indonesia
Contact us at info@senawijaya.com
Work hours:
Monday - Friday 09.00 - 18.00 WIB (UTC +7)